Berikut adalah aparatus yang digunakan untuk mempelajari sinar anoda. Sebuah tabung tertutup. Udara di dalam tabung tersebut telah dipompa keluar. Sehingga tabung itu menjadi tabung hampa udara. Lempengan logam di sisi kiri akan terhubung dengan kutup positif dari sumber tegangan DC. Kita dapat menyebut logam ini sebagai anoda. Lempengan logam di sisi kanan akan terhubung dengan kutup negatif dari sumber tegangan DC.
Kita dapat menyebut logam ini sebagai katoda, Berbeda dengan anoda, pada lempengan logam katoda terdapat lubang yang menembus di kedua permukaan datarnya. Lubang yang sebenarnya sangat kecil, tidak dapat dilihat oleh pandangan mata. Lubang ini terlihat besar hanya untuk kebutuhan animasi. Diantara 2 pelat ini terdapat ruang. Di dalam ruang ini diinjeksikan gas hidrogen dalam konsentrasi tertentu. Kita dapat mengatakan bahwa gas ini merupakan gas bertekanan rendah. Inilah komponen dari aparatus yang digunakan pada percobaan kali ini.
Sekarang hubungkan rangkaian listrik, dan nyalakan. Pada permukaan katoda akan terkumpul muatan negatif. Pada permukaan anoda akan terkumpul muatan positif. Pada nilai tegangan tertentu, elektron dari permukaan katoda akan bergerak menuju anoda. Mengapa elektron tidak bergerak ke kanan. Karena elektron yang bermuatan negatif akan mengalami gaya Coulomb menuju ke muatan positif, atau ke kiri. Di sebelah kanan, di sana tidak terdapat gaya eksternal. Dalam pergerakannya, elektron ini akan menumbuk molekul gas Hidrogen.
Elektron pada gas Hidrogen akan terpental keluar menuju anoda. Saat ini molekul gas hidrogen kehilangan elektron dan menjadi partikel bermuatan positif. Partikel bermuatan listrik positif akan mengalami gaya Coulomb menuju ke muatan negatif, atau ke kanan. Karena di sana terdapat pemukaan yang bermuatan negatif. Partikel bermuatan listrik positif akan bergerak menuju katoda. Namun, di katoda terdapat beberapa lubang. Partikel bermuatan positif dapat melalui lubang itu menuju ujung yang lain. Nah, lintasan dari partikel ini berbentuk garis lurus. Kita dapat menamai gerakan partikel ini sebagai sinar. Sinar anoda. Karena seolah-olah sinar berasal dari anoda. Bagaimana kita tahu bahwa sinar anoda bermuatan positif?
Kalau kita masih ingat percobaan sinar katoda. Kita bisa menempatkan pelat sejajar di ujung kanan. nggap saja pelat atas terhubung dengan kutub positif dari sumber tegangan DC. dan pelat bawah terhubung dengan kutub negatif sumber tegangan DC. Maka sinar itu akan terlihat berbelok menuju pelat yang bermuatan negatif. Inilah bukti bahwa sinar anoda memiliki muatan positif. Pada beberapa referensi, sinar ini dikenal sebagai sinar kanal, atau kanal ray. Nah, ilmuan yang meneliti kanal ray adalah Eugen Goldstein pada tahun 1886.
Menggunakan metode yang mirip dengan percobaan Thomson, Eugen Goldstein dapat menghitung nilai perbandingan muatan dan massanya, atau e /m dari sinar anoda. Nilai e/m ternyata tidak hanya bernilai tunggal. Nilai ini memiliki beberapa nilai berbeda bergantung dengan jenis gas yang digunakan. Karena tidak memiliki 1 nilai, maka kita tidak bisa mengatakan bahwa partikel kanal ray sebagai partikel tunggal. pada percoban sinar katoda, nilai e/m selalu sama apapun jenis logam yang digunakan. Rutherford meneliti percobaan kanal ray lebih lanjut. Pada tahun 1920, Ruterford berhasil mengidentifikasi partikel tunggal bermuatan positif yang dikenal sebagai proton.
Sehingga secara ilmiah, penemu proton adalah Ernest Rutherford. Namun demikian, Eugen Goldstein tetap dikenal sebagai penemu dari kanal ray. Mirip dengan sinar katoda, ada banyak sekali ilmuan yang melakukan percobaan sinar katoda, namun yang menemukan elektron adalah JJ Thomson.
Pemateri: Rebiaz
Judul Asli: Percobaan Kanal Ray ⓰ Penemuan Proton
Sumber: https://www.youtube.com/@CatatanSiRebiaz
Komentar
Posting Komentar