Tidak ada yang tulus di dunia ini, betul ya. Ini sebenarnya pernah saya ceritakan di buku saya, Bisnis Primbon. Bahwa Anda yang mau berusaha, atau bikin sesuatu perkumpulan. Ini pesan saya, yang artinya jangan pernah berkolaborasi, atau jangan tepatnya dalam dunia bisnis membuat perusahaan, membuatbadan usaha dengan orang yang tidak mempunyai apa-apa, yang tidak menyetorkan apa-apa.

Kadang-kadang itu, kita kalau lagi mau bikin bisnis, ngumpul-ngumpul. Di situ ada orang yang sebenarnya kita nggak perlukan. Duit Dia nggak punya, modal nggak punya, skill nggak punya, goodwill gak punya, network nggak punya. Tetapi karena dia ada di situ, kita ajak tuh, kita kasih 5% saham. Kita pikir itu baik. Jadi orang yang tidak menyetorkan apa-apa, itu biasanya nggak punya tanggung jawab. Tuh percaya sama saya.
Saya pernah ya, dulu waktu saya baru ngetop, meledak melalui kuis Siapa Berani. Orang berpikir uang saya banyak banget. Alhamdulillah ada ya, saya udah punya kelebihan uang. Dari rumah ngontrak, Saya punya rumah sendiri, saya ganti rumah yang makin besar, udah bisa nabung, udah bisa beli mobil. Orang melihat itu, dan berita tentang saya diangkat dimana-mana. Jadi Saya dijulukin Raja Kuis. Itu wah, menjadi magnet bagi banyak orang, ratusan orang datang ke saya, nawarkan ini, nawarkan itu. Saya tergoda juga.
Saya pernah tergoda nambang batubara di Banjarmasin, rugi sampai 3M. Zaman dulu tahun 2000 awal, kalau sekarang udah berapa, dan itu uangnya uang halal semua. Saya jamin dari kerja keras saya. Wah saya ditipu banyak sekali itu. Saya ceritakan dalam bisnis primbon. Saya ingin menyampaikan satu cerita. Banyak sekali kadang-kadang ada orang datang nggak dikenal, atau dikenalkan teman gitu, kemudian punya proposal. Wah saya udah ini, udah itu.
Wah, Proposalnya bagus sekali, ngomongnya jago gitu. Ujung-ujungnya dia minta kita invest ya. Saya invest di beberapa. Apa yang terjadi? nggak jalan. Begitu nggak jalan, kenapa nggak jalan? iya pak ini kemarin jual gini, Paman saya yang di sana itu yang kemarin saya janjikan bisa bantu ternyata jabatannya digeser pak gitu, terus gimana ya Pak. Jadi perusahaannya udah nggak jalan. Saya bilang, Kenapa elu nggak lapor? Iya pak ini baru mau lapor, tapi bapak sibuk sekali.
Celakanya dalam bisnis, di mana dia tidak invest sama sekali. Tidak invest sama sekali, tapi dia digaji. Saya pikir lama-lama, eh kita beri gaji dia aja nih, dan tidak ada itu tanggung jawab. Apalagi untuk mengembalikan uang saya. Saya bingung nih, kita begitu bikin usaha ya, kita yang invest. Di sana katanya punya proyek gitu, kemudian kan kita ada pembagian saham tuh. Walaupun misalnya kita mayoritas ya. Saya misalnya 70% dan dia 30% ya. Begitu rugi, ini kok yang nanggung saya sendiri. Jangan-jangan dia mencari korban yang lain dengan proyek yang sama, dan itu terjadi.
Sejak itu, tiap kali saya diminta untuk seperti itu, saya udah nggak mau. Saya nggak mau jadi, kalau ada orang ya cuman modal proyek, modal inilah, modal kenal sama orang dalam lah, ya modal ide bisnis lah. Kalau bisa, kalau bisa nih, kalau bisa, ini saran saya, suruh dia invest sedikit aja dulu, nyetor dong, biar ada tanggung jawab. Besar atau kecil itu nomor 2. Biar ada tanggung jawab, dan ada batas tertentu kalau dia minta gaji. Nggak boleh gede-gede ,gajinya harus untuk kehidupan wajar, untuk running proyek aja.
Modal dari saya, dia yang kerja, dia minta gaji, dia nggak nyetor. Waduh ini seorang Helmi Yahya aja bisa kadang-kadang lolos ya dengan orang yang sangat dekat dengan kita. Dan saya pikir, Kok iya ya, kenapa begitu uangnya dari saya, idenya sama-sama lah, dan dia diberi gaji. Anda bayangkan, kalau proyek tidak jalan yang rugikan saya sendiri. Dia mah udah digaji. Jadi ini menurut saya kan.
Banyak sekali yang saya sudah ceriatakan dalam buku saya, bisnis primbon. Makanya silahkan anda baca, silahkan anda pesan, di Tokopedia atau Shopee. Jadi saya ingin menyampaikan. Jadi kalau bisa ya, saya udah bilang dalam buku itu, bahwa kegagalan bisnis paling banyak itu adalah gagal memilih partner. Hati-hati gagal! hati-hati ya.
Jadi mengulang kembali, jangan pernah kita berbisnis, membuat perusahaan, membuat perusahaan dengan orang yang nothing tulus. Karena dia tidak menyetorkan apapun, kalau dia bilang dia punya integribtas ya, hal-hal yang skill segala macam, kita harus melakukan kontrol, kontrol, dan kontrol.
Saya dulu pernah mengatakan kenapa nothing tulus itu penting. Ada seorang sahabat Saya, ahli dalam satu bidang logistik sebenarnya. Dia bercerita, satu hari teman saya yang jago banget, pengalamannya panjang dalam bidang logistik, satu hari dia membuat kerja sama perusahaan dengan satu lagi pengusaha logistik yang hebat banget, yang jauh lebih besar dari dia. Mereka bagi saham.
Kemudian ada satu orang yang ada di tempat itu. Orang yang nganterin dia nih. Nganterin temen-temen saya ini, sahabat saya ini, pada saat mencari partner untuk bikin perusahaan. Orang ini dikasih beberapa persen saham. Ya, dia nganterin, dia nyetir nih, sopir. Dia nyetirin kemana-mana, mereka makan sama-sama, susah sama-sama, akhirnya dapat perhatian, dan diputuskan dia dapat saham kecil, minoritas. Jadi mereka bertiga, investor yang paling besar, teman saya ini menengah lah, dan yang nganterin tadi paling kecil. Ini saya ceritakan di buku saya, bisnis primbon.
Apa yang terjadi? Eh, perusahaannya sukses loh. Nggak pernah terduga, sang sopir yang ditolong ini, yang dikasih saham biasa aja gitu, berusaha dengan keras. Orang kalau kalau dapat saham gratis itu, kadang-kadang ingin ada dua hal yang dia ingin menunjukkan, bahwa dia layak untuk mendapatkan itu saham, dan dia melakukannya dengan dua cara, satu dia bekerja keras, dan dia kreatif ya.
Dia kerja macam-macam supaya dia dianggap layak oleh partner yang lain untuk mendapatkan saham, bukan sekedar cuma karena nemenin pada saat di zaman susah, pada saat zaman pembentukan perusahaan, tapi ada yang nomor dua ini. Yang terjadi tidak bisa diduga. Dia melakukan berbagai cara ya, yang ingin membuat bahwa dia layak. Kalau yang pertama wajar, dia respect pemegang saham. Yang kedua lain, Dia akan sikat orang yang nomor dua.
Nomor satunya paling gede itu, segala keputusan ada di dia kan. Kalau kita lihat diputuskan dengan suara terbanyak pasti menang. Dia sikat, dia sikat sahabat saya yang mengajarinya, ya mungkin dia lakukan berbagai macam cara. Sehingga, The Big Boss menendang teman saya. Dia dapat menambah dikit. Yang tadi, yang mantan Sopir ini, dan teman saya disikat, orang begitulah.
Jadi itulah makanya saya bilang dalam mencari partner itu nggak gampang. Jangan cepat memutuskan. Dalam buku saya juga saya pernah ngomong tentang bagaimana cara menentukan bahwa ini bakal menjadi partner yang baik. Ingat ya, partner usaha yang baik itu belum tentu teman bermain waktu kecil, teman sekolah, teman satu daerah, belum tentu, saudara saja belum tentu. Baca di buku saya.
Saya cuman akan memberikan tips saja ya. Jangan bekerja bersama dengan orang yang nothing tulus. Berilah beban sedikit. Jadi semoga ini pelajaran yang sangat berharga. Supaya kita sukses dalam berusaha atau dalam bidang apapun. Sekali lagi kalau anda mau bikin perkumpulan, persatuan, perusahaan, jangan asal narik orang tuh. Berorganisasi juga begitu, jangan asal comot orang.
Dalam berorganisasi, pengalaman saya pernah membuat acara Bintang Kobatama. Tahun berapa ya, tahun 1995, 14000 orang yang masuk jadi peserta, Saya melakukannya hanya dengan 3 orang panitia. Intinya, Kita rekrut banyak pegawai, kadang-kadang sebuah kerja besar ya dimulai dari sebuah tim yang kecil. Jangan sebaliknya ya, kerjanya kecil tapi timnya gede banget.
Pemateri: Helmi Yahya
Judul Asli: Jangan Partneran Sama Orang Yang Enggak Modal!
Sumber:https://www.youtube.com/@HelmyYahyaBicara
Komentar
Posting Komentar