Kecerdasan Buatan Dalam Berbagai Pandangan



30 tahun yang lalu terjadi revolusi internet akibat munculnya mozaik sebagai web browser modern pertama. Dengan mozaik, internet jadi lebih mudah diakses oleh orang-orang awam. Maka semua orang berbondong-bondong menggunakan internet. Gak lama kemudian bekerja, berbisnis, belajar, dan juga bersenang-senang terjadi di internet. Dunia berubah untuk selamanya.

Saat ini hal yang sama tengah terjadi dengan kecerdasan buatan, dengan chat GPT orang-orang awam bisa lebih mudah mengakses dan menggunakan kecerdasan buatan untuk belajar, dan juga menyelesaikan pekerjaan. Jumlah aplikasi berbasis kecerdasan buatan pun meledak. Bahkan para pakar berpandangan bahwa titik kritis atau tipping point kecerdasan buatan telah dilewati. Dengannya dunia tidak akan sama lagi. Pada artikel ini, kita akan kupas bagaimana cara mengantisipasi, sekaligus memanfaatkan kehadiran kecerdasan buatan generatif untuk membuat karir dan bisnis kita berkembang secara eksponensial

Kita mulai dengan memahami terlebih dahulu, Apa yang dimaksud dengan kecerdasan buatan generatif. kemudian meneliti lompatan kesaktian chat GPT versi 4. Setelah itu, kita menukik untuk mengulas typing point kecerdasan buatan. Lalu kita petakan jebakan kecerdasan buatan yang perlu Kita waspadai. Terakhir kita ungkap cara memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendongkrak kinerja bisnis kita.

generative AI


Kecerdasan buatan sebenarnya bukan barang baru, karena dalam keseharian kita sudah banyak menggunakannya. Misalnya, ketika melakukan pencarian di internet, kita menggunakan fitur auto-complete, kita juga menggunakan fitur pengarah jalan di maps, spell checkers di inbox auto reply di Gmail, juga fitur rekomendasi video di YouTube. Semua itu adalah teknologi kecerdasan buatan atau AI.

Kalau begitu, apa sih istimewanya chat GPT ini, kan sama-sama AI, ternyata dengan kebanyakan AI yang sudah kita gunakan selama ini, Ia merupakan kecerdasan buatan generatif. Sebuah kecerdasan buatan yang menggunakan algoritma untuk secara otomatis menghasilkan data baru berdasarkan data yang ada. Chat GPT adalah AI yang melibatkan mesin pembelajaran, terutama diajari untuk menciptakan output yang mirip dengan data yang diberikan, seperti teks, gambar, suara, atau video.

Selain chat GPT, masih ada kecerdasan buatan generatif lainnya, seperti misalnya yang bisa menghasilkan gambar asli dari deskripsi teks, dan ini bisa membuat gambar yang kreatif, dan dengan input yang diberikan, begitu juga joke. Aplikasi pembuat musik berbasis AI yang mampu menciptakan track musik yang unik dan bebas royalty berdasarkan preferensi pemakainya.

Jadi yang membedakan kecerdasan buatan generatif dengan jenis AI lainnya adalah tujuan dan cara kerjanya. Kecerdasan buatan generatif fokus menghasilkan data baru berdasarkan data aslinya. Sedangkan jenis AI lain fokusnya adalah pada pengenalan pola dan pengambilan keputusan berdasarkan data yang ada, misalnya sistem rangking rekomendasi, deteksi spam, atau klasifikasi teks.

Kecerdasan buatan generatif dianggap revolusioner, karena berpotensi mempengaruhi industri serta mengubah cara kerja kita dalam berbagai hal. Dalam hal kreativitas misalnya, kecerdasan buatan generatif bisa menghasilkan konten seperti teks, gambar, musik, dan video yang baru dan kreatif. Itu akan mempengaruhi industri hiburan, periklanan, dan juga desain. Karena bisa menghasilkan konten yang melengkapi atau bahkan menggantikan konten yang dibuat oleh manusia

Kemudian dalam hal membuat keputusan yang lebih baik, kita dapat memanfaatkan generatif ini untuk mensimulasikan berbagai skenario dan memperkirakan hasilnya. Sehingga membuat kita terbantu dalam membuat keputusan urusan bisnis maupun urusan pribadi. AI juga bisa membantu para analis keuangan menilai potensi resiko investasi untuk pendidikan dan pelatihan.

Kita bisa membuat materi pembelajaran yang custom, dan program pelatihan yang adaptif, yang itu disesuaikan dengan kekuatan, kelemahan, dan minat dari setiap peserta didiknya. Dengan pendekatan yang lebih personal, maka hasil belajarnya kan mestinya bisa lebih efektif ya. Peserta bisa memperoleh pengalaman pendidikan yang jauh lebih baik.

Sementara di bidang kesehatan, kecerdasan buatan generatif dapat mengembangkan rencana perawatan pasien dengan menganalisis riwayat medis pasien dan data lain yang relevan. Simulasi yang dihasilkan AI membantu tenaga medis mengeksplorasi berbagai alternatif pengobatan dan memperkirakan hasilnya. Sehingga proses perawatan menjadi lebih efektif.

Sedangkan untuk penelitian ilmiah, kecerdasan buatan generatif bisa membantu menghasilkan hipotesis baru, mensimulasikan eksperimen, dan bahkan memprediksi hasilnya. Para peneliti bisa terbantu dalam mengidentifikasi jalur penelitian yang bisa menghasilkan penemuan baru yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Jadi sifat revolusioner kecerdasan buatan generatif terletak pada kemampuannya dalam belajar beradaptasi dan mencipta.

Itulah kemampuan yang bisa mengubah industri dan kehidupan kita sehari-hari. Kita akan mampu mengotomatisasi tugas-tugas mempersonalisasi pengalaman dan menghasilkan kreasi baru.

Tanggal 15 Maret 2023 lalu, Open AI merilis GPT4 sebagai AI yang lebih canggih dan lebih faktual, kreatif, ringkas dan mampu memahami teks serta gambar. Sam Altment sebagai CEO Open AI, menyebut GPT4 sebagai model yang paling mumpuni dan selaras. Walaupun dia tetap mengakui bahwa teknologi ini masih memiliki kekurangan, masih terbatas. Performanya akan semakin baik seiring Anda semakin sering menggunakannya.

GPT4 diklaim lebih canggih dalam kreativitas, pemahaman visual, dan pemahaman konteks yang lebih panjang. Model bahasa baru yang digunakannya sudah bisa memproses 25.000 kata dalam teks. Sehingga kita bisa ngobrol lebih lama dengannya. GPT4 juga diklaim lebih aman, karena sudah diuji secara ekstensif dan responnya 40% lebih akurat serta 82% lebih kecil kemungkinannya untuk menghasilkan konten yang dianggap tidak pantas.

Suatu ketika presiden Open AI memberi GPT4 gambar kartun tupai yang memegang kamera dan memintanya menjelaskan kenapa gambar itu lucu. Sesaat kemudian chat GPT menjawab, gambarnya memang lucu karena ada seekor tupai memberikan kamera dan memotret orang gila seperti fotografer profesional. Ini lucu, karena biasanya tupai makan kacang. Kami tidak menduga mereka pegang kamera seperti manusia.

Kehebatan lainnya GPT 4 bisa dimanfaatkan orang awam untuk belajar coding. Sehingga siapapun bisa membuat ulang game Iconic, seperti Tetris, atau bahkan membuat game originalnya sendiri. Arun Chandra, sekarang analis Garner research, mengatakan di masa depan teknologi ini bisa memunculkan banyak pengembang game independen.

GPT4 dan model serupa juga bisa dipakai untuk membuat konten pemasaran game, membuat artikel berita, dan memoderasi diskusi game. Lalu ada, juga yang melaporkan sudah bisa membuat aplikasi menggambar sederhana dalam hitungan menit. Sedangkan yang lain mengaku bisa membuat kode aplikasi yang merekomendasikan 5 film baru sambil memperlihatkan cuplikan film dan tempat menontonnya.

Tidak lama setelah GPT 4 diluncurkan, Microsoft mengumumkan fitur baru di Microsoft 365 yaitu copilot. Itu adalah AI untuk membantu kita mengedit, meringkas, membuat, dan membandingkan dokumen. Fitur-fitur baru itu bisa mentranskrip catatan rapat di Microsoft teams, meringkas email, membuat bagan tertentu di Excel, dan mengubah dokumen Word menjadi presentasi PowerPoint.

Microsoft juga memperkenalkan bisnis chat. Itu adalah agen bot yang mengikuti kita bekerja, dan memahami data kita. Dia tahu apa yang ada di email, dokumen presentasi, termasuk orang yang kita temui, dan obrolan yang muncul di aplikasi. Tips pengetahuannya itu bisa kita manfaatkan untuk banyak hal, seperti misalnya memintanya menulis laporan status, atau bahkan membuat grafik email.

Kecanggihan chat GPT membuat perusahaan keuangan Morgan Stanley kepincut memanfaatkannya. Mereka memakai GPT4 untuk membuat analisis pasar modal, analisis aset, dan analisis industri. Kepala analitik Morgan Stanley Jeff McMillan mengatakan "Anggap saja AI sebagai Chief Investment Strategist, Chief Global Economics, Global Equity Strategist, dan setiap analis lain di seluruh dunia yang siap dihubungi untuk dimintai nasehat setiap hari."

Anil Gehi seorang Profesor dokteran dan ahli jantung di UNC Caphel Hill juga tertarik kepada GPT4. Dia memberikan riwayat beberapa pasien yang kasus medisnya rumit. Hanya dalam hitungan menit GPT4 memberikan jawaban sempurna tentang bagaimana seharusnya pasien-pasien itu ditangani. Gehi pun berkomentar dengan sangat meyakinkan, GPT4 telah memikirkan skenario klinis dan memberikan pilihan untuk dipertimbangkan. Itu sangat mengesankan.

Kehebatan GPT4 kemudian memacu perusahaan-perusahaan teknologi besar untuk membuat AI yang sejenis. Google misalnya merilis layanan chatbot AI bernama Bard di Amerika Serikat dan Inggris, berencana menanam Bard di GoogleWorks. Sementara itu, Meta dikabarkan melakukan pivot dari pengembangan AI. Sepertinya nggak lama lagi ya, semua aplikasi akan diperkaya fitur AI. Sehingga memudahkan kita dalam berkarya, belajar, dan juga bermain.

Beberapa pakar diantaranya Ethan Mollick seorang Associate Professor di Wharton School of the University of Pennsylvania, mengatakan bahwa AI telah mencapai titik kritisnya yang disebut dengan tipping point yang dipopulerkan oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul Bagaimana hal-hal kecil dapat membuat perbedaan besar. Di buku itu dijelaskan bahwa perubahan kecil kadang-kadang berdampak signifikan pada fenomena sosial, ekonomi, atau juga budaya. Semua hal yang mencapai ambang batas kritis atau tipping point akan menyebar dengan cepat dan mengalami transformasi dramatis.

Teori itu terinspirasi dari ilmu epidemiologi, dimana titik kritis yang dimaksud adalah ketika penyakit menular yang bermula di satu daerah tiba-tiba menyebar tidak terkendali dan kemana-mana secara eksponensial. Begitupun dengan yang akan semakin menular dan merangsang masuk ke dalam setiap aktivitas hidup manusia. Sehingga kita tidak berdaya untuk menghindarinya. Apalagi melawannya. Apa yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkannya karena adalah keniscayaan baru.

Kehebatan chat GPT 4 menimbulkan kekhawatiran, seperti bisa menyajikan informasi yang salah dengan meyakinkan. Tetapi kekhawatiran utama adalah tentang kurangnya transparansi OpenAI ketika merancang dan melatih GPT4. Para ahli menilai bahwa itu jadi masalah. Karena kumpulan data besar yang digunakan untuk melatih chat GPT. AI dapat menjadi bias secara inheren.

OpenAI mengaku memang tidak membagikan data pelatihannya. Alasannya karena takut ditiru pesaing. Padahal tanpa mengetahui data yang digunakan untuk melatih maka orang-orang menjadi sulit memvalidasi. Klaim Open AI bahwa teknologi terbarunya lebih akurat dan tidak bias. Kita sih berharap ya, tidak hanya lebih berguna tetapi juga lebih bertanggung jawab. Karena akan lebih banyak orang yang akan menggunakannya

Perlu kita sadari bahwa chat GPT bukan sebuah model pengetahuan, melainkan hanya sebuah model bahasa. Ia menghasilkan jawaban dengan cara memprediksi kata berikutnya dalam sebuah kalimat berdasarkan probabilitas statistik. Jadi sebenarnya nggak tahu makna dari kalimat yang ia katakan, maka berbahaya kalau kita mengandalkannya sebagai sumber bahan riset atau meminta saran. Karena dia nggak tahu mana fakta yang benar dan nggak mampu membedakan kebenaran dengan kebohongan.

Chirag Shah Seorang Profesor bidang informasi di University of Washington mengatakan model bahasa sebenarnya tidak memiliki pengetahuan. Selain kemampuannya untuk menangkap pola baris kata, dan mengeluarkan kata demi kata dengan cara probabilitas. Hal itu memberikan sensasi kecerdasan yang palsu.

Sedangkan sejarawan Yuval Harari berpendapat bahwa AI berpotensi membantu sekaligus merugikan manusia. Menurutnya, di satu sisi AI bisa membantu kita mengalahkan kanker, menemukan obat-obatan, dan menemukan solusi untuk krisis iklim dan energi. Tapi di sisi lain, AI berbahaya karena dia memiliki penguasaan atas bahasa. Sehingga dapat meretas dan memanipulasi sistem operasi peradaban. Hari juga memperingatkan bahwa AI mengancam fondasi kehidupan masyarakat kalau dimanfaatkan dengan cara yang tidak bertanggung jawab

Oleh karena itu, dia menyarankan agar kita benar-benar berusaha mengenali AI sebelum politik, ekonomi, dan kehidupan keseharian dibuat tergantung pada AI. Menurutnya, kalau sampai terjadi kekacauan akibat AI maka sudah terlambat bagi manusia untuk memperbaikinya. Maka hari menyeru pada para pemimpin dunia untuk merespon momen ini pada tingkat tantangan yang disajikan. Langkah pertamanya adalah menyediakan waktu untuk mengupgrade institusi kita yang berasal dari abad ke-19 untuk dunia percaya dan belajar menguasai Ai sebelum dia menguasai kita.

Telah mensurvei 3000 eksekutif Manager dan analis di seluruh industri untuk memotret implikasi teknologi bagi perusahaan. Hasilnya mengungkapkan bahwa hampir 85% responden percaya bahwa AI dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Tapi sayangnya hanya 20% saja diantaranya yang sudah memakai AI untuk mendukung aktivitas operasional dan penjualan. Selain itu hanya sekitar 39% dari semua perusahaan yang memiliki strategi AI yang baik.

Hasil survei itu menunjukkan bahwa teknologi AI belum digunakan secara maksimal oleh perusahaan di tingkat Global. Bagi seorang CEO perusahaan kecerdasan buatan generatif tentu memunculkan tantangan yang jauh lebih besar. Selain harus meningkatkan produktivitas dan keterampilan teknis, perusahaan juga harus siap berevolusi dalam inovasi model bisnis di masa mendatang.

Ingat bahwa kecerdasan buatan generatif berpotensi mendiskusi hampir setiap industri teknologi. Itu menjanjikan keunggulan kompetitif namun sekaligus aturan kreatif bagi sebuah perusahaan. Maka perlu merumuskan strategi kecerdasan biatan generatif yang mumpuni. Itu tentu bukan tugas yang mudah ya. Karena para CEO harus fokus memikirkan bagaimana AI gratis akan berdampak pada organisasi dan industri mereka. Barulah kemudian mereka bisa menentukan strategi intuk memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan.

Ada 3 langkah penting yang bisa dilakukan CEO untuk memaksimalkan potensi AI. Seperti yang dirumuskan bahwa mengidentifikasi penggunaan Ai yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, pimpinan perusahaan harus dapat memaksimalkan potensi AI untuk membangun diferensiasi perusahaan dihadapan para kompetitornya.

Yang kedua para CEO harus mampu menyesuaikan sumber daya manusia, struktur, dan kemampuan organisasi untuk mendukung penggunaan AI. Pimpinan perusahaan harus mendefinisikan ulang keterampilan, peran, dan juga tanggung jawab semua talenta perusahaan agar proses transformasi berjalan maksimal.

Ketiga, untuk memitigasi resiko, perusahaan juga harus membuat aturan penggunaan AI yang mencakup penguatan aspek dari keamanan cyber, perlindungan kekayaan intelektual, mitigasi bias, dan juga error dalam penggunaan AI. Kehadiran kecerdasan buatan generatif yang memunculkan peluang yang belum pernah ada sebelumnya. Sehingga perusahaan terpaksa bergulat dengan hal-hal yang tidak diketahui

Pemimpin yang sudah siap akan menata ulang model bisnisnya dengan mengidentifikasi peluang yang tepat. Serta mengelola karyawan dan model operasi mereka untuk mendukung inovasi. Kecerdasan buatan generatif juga memastikan bahwa eksperimen tidak mengorbankan keamanan dan etika. Dengan begitu perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam jangka panjang. Itulah yang perlu kita sikapi dari pengembangan AI. Semoga bermanfaat.


Pemateri:Dr. Indrawan Nugroho
Judul Asli:Titik Kritis Kecerdasan Buatan Telah Terlewati! Kecerdasan Buatan Generatif Mengancam Peradaban
Sumber:https://www.youtube.com/@IndrawanNugroho
Gambar oleh Julius H. dari Pixabay


Komentar