Kecerdasan Keuangan Yang Tidak Diajarkan di Sekolah


Sahabat entrepreneur salam hebat luar biasa. Kali ini, Saya akan kembali membahas topik edukasi finansial. Semoga pengetahuan finansial anda akan lebih bertambah. Saya ambil ini dari pengalaman hidup saya dan juga dari satu dari beberapa buku. Salah satu buku yang saya sangat rekomendasikan adalah "The Richest Man in Babylon". Jadi anda bisa baca buku tersebut. "Orang kaya dari babilon" dan disitu anda akan paham betul Apa itu tentang kecerdasan finansial

kecerdasan finansia


Bicara soal uang, apalagi kecerdasan keuangan di Indonesia ini sangat tabu sangat sensitif terutama di masyarakat kita. Bicara soal uang itu seolah-olah kayaknya haram gitu. Bicara soal uang sangat sensitif terutama di masyarakat kita. Tentu kita harus tahu kenapa sih, Siapa nggak butuh uang. Usia berapapun pasti senang kalau dikasih duit ya, tapi banyak juga yang menyalahgunakan tentang yang namanya uang.

Kamu masih alergi tentang uang, masih merasa bersalah kalau bicara uang, bahkan sensitif kalau bicara uang, bahkan saudara pun bisa ribut gara-gara uang, setuju nggak. Kawan pun bisa jadi lawan gara-gara uang, hubungan dengan orangtua pun retak gara-gara uang. Parahnya uang ini ya, putus dengan pacar gara-gara uang, bahkan sulit cari pacar juga gara-gara uang. Ada stigma yang keliru di masyarakat kita tentang uang. Ayo apa saja fakta tentang uang kita pelajari dulu secara seksama ini sudah saya upload di Instagram saya dan saya tinggal membacakan ulang ya.

1. Uang Tidak Dibawa Mati

Nomor satu ini yang seringkali juga keliru. Nomor satu "uang tidak dibawa mati". Tapi faktanya adalah tidak punya uang rasanya mau mati. Itu harus tahu. Jadi bahkan mati pun kalau bisa jangan sampai ngerepotin orang lain. Berapa banyak orang mati pun harus dapat santunan dari negara. Matipun tidak bisa menshalatkan jenazah, matipun tidak bisa membeli peti mati, mati pun mau cari tanah kuburan tidak bisa, bahkan untuk memberikan penghormatan terakhir pun gak ada.

Itulah, Kebanyakan orang yang ngomong uang itu tidak dibawa mati. Saya setuju kata-kata uang tidak dibawa mati itu, saya setuju. Kalau anda itu seolah-olah menganggap uang itu yang nomor satu, dan segala-galanya ya. Sehingga kita menggarisbawahi.

2. Uang Memang Bukan Segalanya

Kecerdasan finansial kedua, uang memang bukan segalanya. Tapi percaya sama saya, segala-galanya dan segala urusan itu perlu uang. Anda mengurus izin itu perlu uang. Anda bayar air PDAM juga perlu uang, token listrik Anda kalau nggak dibayar, iya rumahmu mati listrik. Iya terus ngomong sama PLN, uang bukan segalanya, terus listrik menyala gitu, nyala dari mana. Terus ngomong, sama PDAM uang bukan segalanya, terus air mengalir.

Terus besok kamu ke sekolah, kamu ngomong sama anak Ibu-Bapak sudah enggak bisa bayar uang sekolah, terus ibu, anak kamu dipulangkan nggak boleh sekolah, terus kemudian orang tua kamu dipanggil ke sekolah, terus ibu ngomong sama Kepala Sekolahnya, Pak uang bukan segalanya. Ya kepala Sekolah juga akan ngomong, betul sih, kalau uang memang bukan segalanya, tapi sekolah ini juga perlu uang untuk kelangsungan kehidupan guru.

Jadi kadang-kadang anda menggunakan statement ini. Sehingga anda itu bukan cerdas tapi bodoh secara finansial. Ya jadi uang bukan segalanya. Kata-kata itu akhirnya di branding dimasukkan ke dalam pikiran bawah sadar, dan akhirnya menjadi sistem, menjadi kepercayaan. Sehingga Anda akhirnya merasa mencari uang itu nggak penting. Saya aja sekarang kalau mau makan nggak bisa makan sembarangan, harus makan lebih baik, makan yang lebih bergizi, bernutrisi dan itu perlu uang.

Nggak ada ceritanya nasi bungkus Rp 10 000 setiap hari membuat badan kita lebih sehat, perlu nutrisi dan suplemen. Contohnya supergreen food. Itu perlu uang. Produk kesehatan yang lebih baik, olahraga ya perlu bayar personal trainer. Itu perlu uang. Emang semuanya nggak perlu uang, ya kan.

3. Uang Memang Tidak Ada Hubungannya Dengan Jatuh Cinta

Yang ketiga uang memang tidak ada hubungannya dengan jatuh cinta. Karena orang sudah jatuh cinta uang. Saya setuju, pasangan muda kalau sudah dimabuk cinta sepertinya uang gak penting. Bukankah untuk mempertahankan cintamu sampai langgeng ke pernikahan itu juga tetep butuh uang. Memang jatuh cinta masalah perasaan tapi mempertahankan cinta itu butuh penghasilan, catet itu. bukan masalah perasaan lagi

Setelah kamu punya anak 3, terus kamu ngomong sama pasanganmu "I love you" terus anakmu sekolah sendiri. Sekolah dari mana, nggak mungkin. Begitu juga kamu ngomong sama pasangan. "i love you to the moon", beli terang bulan itu juga pake duit mas. Itu enggak ada ceritanya mau beli terang bulan itu enggak pakai duit. Itu enggak ada, jadi mempertahankannya perlu penghasilan Oke. Percaya sama saya, cinta anda akan jauh lebih langgeng kalau punya penghasilan. Makanya jangan alergi sama uang.

4. Uang Bisa Jadi Masalah

Dulu nggak bicara uang ndak ada masalah. Sekarang bicara duit itu jadi masalah. Hei, saya setuju banget. bukankah banyak masalah bisa selesai kalau Anda punya uang. Kalau diberikan uang semuanya diam, semuanya happy, semuanya akur. Tapi kalau masalah kekurangan uang semua pada ribut. Ini adalah sebuah fakta. Kenapa Kok Anda suka ribut. Aduh gara-gara uang aja, kok mamandang uang itu segala-galanya seperti menuhankan uang, banyak orang ngomong kayak gitu.

Sudahlah hubungan persaudaraan itu enggak bisa dinilai dengan uang. Brotherhood is brotherhood, ya setuju sih. Tapi percayalah saya lima tahun lagi kalau brotherhood-nya masing-masing punya masalah dengan keuangan. Dan yang satu menyantuni yang satu terus sampai yang satu itu enggak bangkit bangkit. lima tahun lagi tetap nggak bangkit Saya rasa persaudaraannya juga bisa luntur. Ngerti maksud saya berakhir.

Brotherhood is brotherhood, persaudaraan si persaudaraan, tapi kalau sudah menyangkut kebutuhan perut, sudah menyangkut kebutuhan pribadi, ya urusan masing-masing. Kita nggak bisa minta santunan terus dari teman kita, eh you my brother, You are my brother duitnya keluar sekali enggak papa, dua kali enggak papa, tiga kali dijotos Kamu. Saudaranya statusnya bisa jadi hilang.

Jadi menurut saya jangan munafik lah. Sehingga seolah-olah anda itu menganggap bahwa uang itu menimbulkan masalah. Justru kekurangan uang itulah yang menimbulkan banyak masalah. Kriminalitas itu terjadi karena masalah uang. Saya setuju banget ya, bahkan ributnya orang di sebuah rumah tangga 99% itu masalah uang. Jadi ini anda harus garisbawahi. Bahkan keharmonisan rumah tangga itu juga bisa bermasalah karena kekurangan uang. Inilah pemahaman pemahaman yang keliru. Mau saya garisbawahi lagi.

5. Rezeki Sudah Diatur

Yang kelima, yang terakhir, "uang memang sudah diatur rejekinya". Jadinya hayo siapa yang sering dengerin ya sudah "rezeki sudah ada yang ngatur, nggak usah bingung sama yang diatas" sering ya kita dengarnya, kata-kata seperti ini. Tapi bukankah kalau kamu nggak bisa ngatur duit, ya sama aja hidupmu tetap susah. Meskipun rezeki sudah ada yang ngatur. Tapi ngatur financial itulah yang utama. Anda ngerti cara ngatur duit.

Percuma Anda hari ini gaji 10 juta pengeluaran 15 juta. Percuma hari ini ada gaji 50 juta tapi pengeluaran 70 juta. Nggak bisa ngatur duit. Bocor terus kemana-mana. Anda punya income 100 juta satu bulan pun tetep abis kalau pengeluarannya 120 juta. Besar pasak daripada tiang. Akhirnya apa, semakin besar gajimu, intinya hidupmu tidak lebih baik, kenapa masalahnya itu bukan di rezekinya. Masalahnya cara kamu nggak bisa ngatur. Kalau kamu nggak bisa ngatur duit dengan baik, akhirnya ribut sana ribut sini, akhirnya itu jadi problem.

Semoga dengan kecerdasan finansial kita kali ini. Tips saya bisa mengubah stigma pemahaman kita yang keliru di masyarakat.


Pemateri: Chandra Putra Negara
Judul Asli: 5 Kecerdasan Keuangan yang Tidak Pernah Diajarkan di Sekolah
Sumber:https://www.youtube.com/@sb30official
Gambar: Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay


Komentar